MEMANGNYA PROKER DOANG YANG ADA LPJ-AN?
يَوۡمَ يَبۡعَثُهُمُ ٱللَّهُ جَمِيعٗا
فَيُنَبِّئُهُم بِمَا عَمِلُوٓاْۚ أَحۡصَىٰهُ ٱللَّهُ وَنَسُوهُۚ وَٱللَّهُ عَلَىٰ
كُلِّ شَيۡءٖ شَهِيدٌ ٦
Artinya:
“Pada hari ketika mereka dibangkitkan Allah semuanya, lalu
diberitakan-Nya kepada mereka apa yang telah mereka kerjakan. Allah
mengumpulkan (mencatat) amal perbuatan itu, padahal mereka telah melupakannya.
Dan Allah Maha Menyaksikan segala sesuatu.” Q.S. Al-Mujadilah: 6
-ceritanya rapatnya kepotong adzan-
“rapatnya kita lanjut aja ya, urgent rek, sudah dekat hari H”
“lanjut ya, bentar lagi kok”
Sering ga sih, ketika kita lagi rapat lembaga atau rapat untuk
membahas proker yang kita rasa harus dipersiapkan agar sesuai target banget,
terus pas lagi asyiknya terdengar suara adzan? Masih sering juga ngga sih kita
mengabaikan panggilan tersebut hanya karena alasan ‘tanggung ah, dikit lagi’, ‘ini
urgent, waktu kita semakin dekat’, ‘udahlah, ntar aja’.
Kenapa sih kita harus buat konsepan proker yang baguuuus banget? Uaaapik
tenan *sakingbagusnya. Karena mungkin kita takut kalau hajat yang mau kita
tunaikan ga sesuai sama ekspetasi kita, terus ketika dipertanggungjawabkan
dikritik macam-macam sama otoritas di atasnya. Yang ketua pelaksana lah, ketua
umum lah, dekanat lah, rektorat lah, atau bahkan presiden. Padahal, Rabbnya
kapel, ketum, dekan, rektor, dan Presiden itu siapa? Allah! Nah loh, sekarang
kita lebih takut sama siapa? Kapel? Ketum? Atau? Padahal “laa marhuba illallah” tidak ada yang berhak
ditakuti kecuali Allah. Sebagus-bagus kita membuat konsep untuk proker kita,
dengan pengisi acara yang terkenal sejagat raya, mengeluarkan biaya yang ga
sedikit, atau sudah dikonsep sejak dahulu kala, kun fayakun! Kalau Allah ga
ridho mudah bagi Allah untuk tidak membuat acara itu berarantakan. Allah
turunkan hujan misalnya, listrik padam, atau apalah. Kan, yang punya dunia sama
isinya Allah. Ya, terserah Allah mau ngapain. Hayolo.
Sesibuk-sibuk kita, jangan pernah deh berniat untuk tidak
mendahulukan haknya Allah. Anggap aja Allah itu tuhannya Presiden *emangiya.
Dia itu raja dari semuuaaaa raja yang ada di muka bumi ini. Lantas, masih
berani kita tidak mendahulukan Allah?
Setiap amal kita pasti ada LPJ-annya sama Allah, ga cuma proker
yang kita LPJ-kan setelah acara selesai. Bahkan kepanitiaan kita, organisasi
kita, sekecil apapun, semuanya pasti dipertanggungjawabkan. Terus, lebih takut
LPJ-an sama Allah atau sama pemimpin yang notabenenya hanya hamba Allah?
فَمَن يَعۡمَلۡ مِثۡقَالَ
ذَرَّةٍ خَيۡرٗا يَرَهُۥ ٧
“Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun,
niscaya dia akan melihat (balasan)nya.” Q.S. Al-Zalzalah: 7
Uhibbukum fillah,
Malang dingin ya.
Komentar
Posting Komentar