Postingan

Bukannya Tak Bersyukur, Tapi Aku Terlanjur Insecure

Barangkali, kalimat itu yang menjadi pembelaanku saat aku bertemu dengan sesuatu  bernama insecure.  Tidak asing rasanya kata syukur, kerap disandingan dengan perasaan insecure . Aku mengacuhkan pernyataan kurangnya syukur sehingga manusia dengan mudahnya merasa insecure . Bagiku, aku bukan tak bersyukur, melihat bagaimana ketidakadilan dunia dalam bepihaklah yang menjadi alasan perasaan ini muncul. Siapa sih yang ga pernah insecure ? Pasti orang goodlooking di luar sana punya banyak  previllege untuk tidak merasa insecure . Begitulah perasaan yang berkemelut dalam hatiku saat itu. Insecure , singkatnya, perasaan tidak percaya diri, merasa tidak aman karena rendahnya penilaian diri. Menilai diri atas standar yang mungkin kita buat sendiri, perasaan yang dispekulasi sendiri. Kita memang banyak disajikan dengan informasi yang aksesnya terbuka lebar. Kita dengan mudah menyaksikan kehidupan orang lain yang tersaji lewat sosial media serta media informasi lainnya. Sehingga, dengan mudah pu

Tips Menghafal Quran?

Gambar
Bismillahirrohmaanirrohiim Assalamualaykum Warohmatullah Wabarokatuh Alhamdulillah sudah memasuki hari ke 11 Romadhon. Masih tetap semangat kan untuk meraih pahala di bulan super-combo-bonus pahala ini? Tulisan kali ini aku mau berbagi tips mengingat Al-Qur'an. Dulu, seorang ustadz pernah berpesan, hendaknya ilmu itu diingat, bukan dihafal. Dengan mengingat, sebenarnya kita tidak perlu menghafal. Karena dalam menghafal ada proses pemaksaan dalam prosesnya, sedangkan dengan mengingat, prosesnya lebih tenang.  Adanya tulisan ini bukan berarti aku sendiri sudah baik dalam proses mengingat Quran, tapi semoga ini menjadi ikhtiar agar kita sama sama mau menjadi bagian dari dhomir 'nahnu' pada surah Al hijr ayat 9. “ Inna Nahnu nazzalna al-dzikra wa inna lahu lahafizhun” (Sesungguhnya Kami yang menurunkan Alquran dan Kami pula yang akan memeliharanya) . Harapannya, tulisan ini setidaknya menjadi jejak adanya tulisan yang ditulis di bulan Ramadhan. Dengan adanya

Jika Beriman Punya Pilihan

Bismillahirrohmaanirrohiim.. Tulisan ini akan bermula dengan sebuah kalimat yang menyatukan kita untuk bermuara pada satu sujud penghambaan. Sebuah kalimat yang lebih dikenal dengan persaksian, namun sejatinya kalimat ini jika dimaknai lebih, bukan sekadar pada persaksian semata, tapi merupakan sebuah kalimat perjanjian. Kalimat itu adalah Syahadat ا شهد أن لا إله إلا الله  و اشهد أن محمد ر سو ل الله Jika mengartikan secara harfiah, syahadat memang diartikan sebagai persaksian. Namun, sejatinya syahadah ini menurut istilah diartikan sebagai ikrar atau perjanjian, bahwasanya Allah adalah satu satunya Ilaih yang wajib disembah dan Rasulullah sebagai utusan-Nya.  Ketika kalimah syahadat tersebut diucapkan, terikrarlah sudah pada diri untuk menerima dan rela menjadikan Allah sebagai satu-satunya Dzat yang diibadahi dan disembahi. Menjalankan sepenuh hati atas segala perintahnya, serta menjauhi segala apa yang dilarang. Apa yang dicintai oleh Allah, Rabbil Izzati menjadi s

Tidak Menunggu Pantas

Biarkan tulisan ini kita mulai dengan sebait percakapan -------------------------------------------------------------------------------- "Kenapa harus aku?" "Kayaknya aku ga pantas deh" "Ada yang lain lebih baik" -------------------------------------------------------------------------------- Haru. Rasanya, baru saja kalimat serupa terlontar dari lisanku sendiri. Berada dalam posisi tertunduk. Melihat diri dengan kerendahan. Rasanya begitu berani dan tak pantas menerimanya. Ternyata aku sudah beranjak jauh. Bahkan hari ini, justru akulah yang berusaha menjadi orang yang meyakinkan kepada siapapun yang mengatakan itu. Aku pernah berada pada posisi itu. Meragu atas kemampuan diriku. Meragu atas kesempatan yang tertuju padaku. Jangan-jangan, Allah lah yang begitu pandai menutup burukku. Atau, itulah saatnya aku menigkatkan kapasitas diri. Tapi cerita yang lalu, jadi kenangan untuk hari ini. Ternyata kita mampu menembus batas dan berhasil menuntaska

Memang Sengaja

Allah sebaik-baik sutradara dalam hidup. Mengatur segala apa yang ada di muka bumi ini. Planet mengorbit, daun terjatuh, angin gemuruh, burung berkicau, segalanya bergerak seraya bertasbih memuji Kuasa-Nya. Bahkan, Dia hadirkan diriku dengan segala cerita dan segala rentetan kisah yang semoga berjalannya dapat kuambil hikmah dan ibrah. Aku, yang meyakini hidupku sudah diatur sesuai ketetapan-Nya pun terkadang berangan. "Jika kelak aku begini.." Kira kira begitu gumamku dalam lamunan. Lantas dimana salahnya? Salah ketika aku terlalu banyak berharap, berkhayal, lantas ketika takdir menyapa, aku kecewa. Sebab aku salah arah. Meyakini, mengimpikan, menginginkan, sesuatu berlebih. Hingga saatnya tiba, jalannya bukan aku, melainkan yang lain. Aku pernah kecewa. Atas mimpi yang ku karang sendiri. Atas keyakinan yang ku khayal sendiri. Atas penyebutan nama dalam doa yang berambisi. Aku pernah kecewa. Atas rasa yang menggebu. Atas cita yang terkesan halu. Atas cinta yang meman

Semoga Kamu Baik-baik Saja

Tiada salam terindah yang terbalas pula dengan doa terindah darimu Assalamualaykum warohmatullah wabarokatuh... dijawab yaa~ Kita mulai ngeblog kali ini dengan pembuka terindah "Bismillahirrahmanirrahim" Pengen ngucap alhamdulillah juga sih karena sampai saat ini Allah masih kasih kesempatan buat melakukan kehidupan yang normal. Ngebayangin ga sih, kalau tiba-tiba kita buka mata, terus kita gatau kita udah berada dimana kecuali tempat yang kita pijaki saat itu juga. Waktu bangun, kasur empuk kita udah ilang, ga ada orang di sekeliling kita. Pedih banget pasti rasanya, sampai pas nulis ini aja ga tahan rasanya ingin menangis.  Tapi plis, jangan nangis dulu, karena tulisan ini belum kelar. Jadi, tulisan kali ini bakal ceritain hasil dari ceritanya aku sama Kak Ayu. Kakak kelas di IC yang padahal di IC ga pernah ketemu (fyi, dia masuk kuliah 2012, aku kuliah 2016). Qadarullah waktu itu kami ketemu di acara mabit dikenalkan sama Kak Zahra yang juga kakak ke

Mulai dari Mimpi

Gambar
Annyeong! Sekali-kali lah agak gaul dikit.  Kata orang, sukses itu berawal dari mimpi, jadi kalau mau sukses tidur dulu aja. Sebenarnya malam ini harus nyelesaikan proposal atau tugas kuliah gitu. Terus, pas mau ngumpulin niat, liat-liat instagram gitu deh, ngeliatin orang-orang yang lagi di luar negeri. Entah itu karena asli warga sana, atau lagi kuliah, atau keluarga yang tinggal di sana karena pekerjaan, bahkan ada juga orang-orang yang lagi di luar negeri karena liburan atau ada acara kayak konferensi gitu. Dan akhir-akhir ini emang lagi banyak banget dan suka bikin iri gitu. Kadang sambil liat-liat gitu sambil mikir, "Kapan ya gue ke sana?" atau "Ih, enak banget sih" Dan berujung pada air mata, terus minta ke Allah tetap aja sambil nge- scroll. Pengen banget deh. Serius, pengen banget. Kapan ya, gue bisa ikut lomba terus keliling gitu. Keliling Indonesia dulu aja deh, gapapa. Namanya juga manusia ya, ga ada puas-puasnya. Gue ga tau hal apa yang mendasar