Postingan

Menampilkan postingan dari 2017

Kenapa Masih Bertahan?

         Kenapa masih mau berjibaku mengurusi jalan yang satu ini. Jalan yang berlikuuuuuuu benget, ga tau kapan bisa mencapai tujuan. Harapannya besar, kayak lagi jalan di padang pasir tandus, kering, gersang, terus berharap ketemu sungai yang airnya menyegarkan. Ugh, rasanyaaaaa. Pasti kalau ketemu sama tujuan itu senangnya bukan kepalang. Yaiyalah! Gimana engga? Berkilo-kilo meter tetap bertahan di jalan yang panas, gersang, kering, dan cuma ada diri sendiri, dan mungkin beberapa orang yang menyemangati dari kejauhan. Capek! IYA! Ga ada yang bilang itu semua ga melelahkan. Demi air yang segar tadi, kita rela buat terus berjalan. Entah kemanalah mereka-mereka yang bilang "Gue bakal ada buat lo"          Pertanyaan di atas yang selalu membuat diri  ini kembali merenungi. BUAT APA? Entah kenapa masih ada di jalan ini sampai sekarang. Bahkan detik ini, saat jemari bersentuhan dengan keyboard laptop, masih aja pertanyaan ini muncul di benak. Tak puas bertanya pada logika yang

Sama Allah Kok Itung-Itungan?

Gambar
Pernah ga sih, kita ngeluh. . "Duh, mana sakit kepala, belum makan, tugas banyak.. duuh ga kuat deh aku" Atau keluhan lain yang serupa. Kayak kata pepatah, udah jatuh tertimpa tangga pula. Kayak surah Al-Baqarah ayat 286  Allah SWT berfirman: لَا يُكَلِّفُ اللّٰهُ نَفْسًا اِلَّا وُسْعَهَا  ۗ  ...... "Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya .... (QS. Al-Baqarah : 286) Dari bangun tidur, Allah kembalikan kita untuk hidup dengan kondisi anggota tubuh lengkap aja masih termasuk nikmat kan? Ditambah seluruh anggota tubuhnya masih berfungsi. Semuanya kudu disyukurin teman-teman. Kalau Allah kasih kita sakit, berarti Allah lagi minta kita buat istirahatkan tubuh dulu, sambil deketin Allah lagi. Lagian kan sakit penggugur dosa. Ga mau apa, dosa kita yang sebanyak pasir di pantai, sebesar gunung ini diampuni sama Allah? Mau bangetlah harusnya. Dengan syukur, kita akan menikmati hidup, menjalaninya dengan ikhlas, beribadah de

Katanya....

Katanya Lelah for Lillah, tapi ketika Allah memanggilmu, tak bisakah perbincangan atau presentasi yang teramat-sangat-super-duper-penting-sekali itu kau hentikan demi mendengar suara adzan yang begitu jelas terdengar? Nyaman kah ketika seolah-olah suaramu hendak mengalahkan adzan yang berkumandang, bersahut-sahutan? Tak adakah keinginanmu untuk segera beranjak dari tempat rapatmu ketika dengan jelas iqomah terdengar di telingamu? Begitu pentingkah acara kita? Atau tagar lelah for Lillah itu hanya sekedar kata kata pemanis yang digunakan karena keharmonisan padanan setiap hurufnya? Padahal seharusnya, jika mengerti makna dari tagar yang digunakan untuk jarkoman itu, kita dahulukan panggilan Rabb dari semua kapel yang ada di muka bumi ini. Mendengarkan suara adzan yang terdengar syahdu. Bukankah, dapat mendengar adzan itu adalah suatu nikmat? Allah mengamanahimu telinga yang dapat mendengar, yang bahkan tidak semua orang dapat merasakan nikmat tersebut. Bahkan mungkin di bagian bumi ya

MEMANGNYA PROKER DOANG YANG ADA LPJ-AN?

يَوۡمَ يَبۡعَثُهُمُ ٱللَّهُ جَمِيعٗا فَيُنَبِّئُهُم بِمَا عَمِلُوٓاْۚ أَحۡصَىٰهُ ٱللَّهُ وَنَسُوهُۚ وَٱللَّهُ عَلَىٰ كُلِّ شَيۡءٖ شَهِيدٌ ٦ Artinya: “Pada hari ketika mereka dibangkitkan Allah semuanya, lalu diberitakan-Nya kepada mereka apa yang telah mereka kerjakan. Allah mengumpulkan (mencatat) amal perbuatan itu, padahal mereka telah melupakannya. Dan Allah Maha Menyaksikan segala sesuatu.” Q.S. Al-Mujadilah: 6 -ceritanya rapatnya kepotong adzan- “rapatnya kita lanjut aja ya, urgent rek, sudah dekat hari H” “lanjut ya, bentar lagi kok” Sering ga sih, ketika kita lagi rapat lembaga atau rapat untuk membahas proker yang kita rasa harus dipersiapkan agar sesuai target banget, terus pas lagi asyiknya terdengar suara adzan? Masih sering juga ngga sih kita mengabaikan panggilan tersebut hanya karena alasan ‘tanggung ah, dikit lagi’, ‘ini urgent, waktu kita semakin dekat’, ‘udahlah, ntar aja’. Kenapa sih kita harus buat konsepan proker yang baguuuus banget? Uaaap

Semangat UAS

Gambar
Jika belajar adalah ibadah, maka prestasi adalah dakwah. Giatkan ikhtiar kita dalam belajar, tapi jangan lupa, langitkan doa ke Arsy-Nya karena dibalik kesungguhan usaha kita, ada campur tangan Allah yang utama. Tanpa bantuan dari-Nya, dengan mudah bisa saja Allah hilangkan hasil jerih payah kita belajar berbulan-bulan di bangku kuliah. Mudah saja. Tetap semangat meski sedang berpuasa kita juga menjalani UAS. Dulu juga Rasulullah dan para sahabat berperang pada bulan Ramadhan. Bagaimana 313 pasukan muslim mampu mengalahkan 1000 orang musyrikin. Itulah kekuatan doa. Kita juga pasti bisa. Manfaatkan bulan Ramadhan ini untuk mencari ridho Allah sebanyak-banyaknya​ semoga Allah mudahkan kita dalam menjalani UAS, sebagaimana Allah mudahkan kaum muslim ketika perang badar dahulu. Tenang, tak perlu bersontekan, karena nilai bagus bukan segalanya. UAS adalah bentuk evaluasi pemahaman kita terhadap materi yang telah kita pelajari selama ini. Toh, kita juga tidak akan bangga dengan nilai

Akhirnya Nge-Blog Lagi

Assalamualaykum! ^-^   Bagaimana kabar iman kita hari ini? Semoga Allah senantiasa memudahkan langkah kita untuk terus beramal shalih dan bermanfaat untuk orang lain. Kehidupan baru yang dulunya dikira bakal bebas pakai laptop bisa kapan aja, ternyata malahan lebih jarang nulis lagi. Hehehe, maafin ya. Semoga lelah kita selama ini Lillah ya, untuk mencapai ridho Allah. Semoga, ide ide bagus yang ada ga cuma nempel di kepala aja, tapi jadi ladang buat mencari pahala *asik ga tuh, ambil kata-kata kodiv. Yeay, kehidupan kampus emang hectic banget guys, eh bukan hectic sih, emang akunya yang ga bisa bagi waktu. Astaghfirullah ya. Sekarang udah ga ada lagi yang ngingetin kapan harus tilawah, kapan murajaah, dan amal yaumi laiinya. Butuh banget sosok yang bisa upgrade iman ini tiap hari., Iya, aku memang masih harus diingetin untuk mencapai istiqomah. Maafin anakmu ini ya abi ummi yang hafalannya ga dimurajaah lagi. Huhuhu. Suka sedih deh karena ga bisa jadi istiqomah se istiqomah pas d